1. Populasi (Population)
Population atau Universe adalah jumlah keseluruhan obyek
(satuan-satuan atau individu-individu) yang karakteristiknya hendak
diduga. Satuan-satuan atau individu-individu ini disebut unit analisa.
Unit analisa mungkin merupakan orang, rumah tangga, tanah pertanian,
perusahaan dan lain-lain dalam bentuk yang biasa dipakai dalam survei.
Mungkin juga merupakan kartu punch atau hasil produksi mesin untuk
berbagai jenis bentuk analisa. Unit analisa juga sering disebut elemen
dari populasi.
Suatu penelitian mungkin sekali unit analisanya lebih dari satu,
seperti rumah tangga dan orang, tanah pertanian dan luas panenan dalam
hektar. Keterangan-keterangan (karakteristik) yang dikumpulkan dari unit
analisa membentuk suatu data statistik.
2. Sampel (Sample)
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya
lebih sedikit daripada jumlah populasinya).
Satuan-satuan yang akan diteliti di dalam sampel dinamakan unit
sampel. Unit sampel ini akan dipilih dari kerangka sampel. Unit sampel
mungkin sama dengan unit analisa, tetapi mungkin juga tidak. Sebagai
contoh misalnnya untuk mengumpulkan informasi tentang orang, dapat
menggunakan daftar yang lengkap dari sensus dan mengambil sampel
langsung dari daftar tersebut. Tetapi mungkin juga memilih rumah tangga
sebagai unit analisa. Atau kita dapat memilih bangunan sebagai unit
sampel, dan orang-orang yang berdiam dalam bangunan tersebut sebagai
unit analisa.
3. Kerangka Sampel (Sampling Frame)
Keseluruhan unit sampel membentuk kerangka sampel dan dari sinilah
anggota sampel dipilih. Kerangka sampel mungkin merupakan daftar dari
kumpulan orang atau satuan perumahan, catatan dalam sebuah file, set
dari kartu punch, atau mungkin sebuah peta di mana telah digambar
unitnya secara jelas.
Di dalam kegiatan survei, populasinya terdiri dari semua orang atau
semua perusahaan industri, semua usaha-usaha pertanian dan sebagainya
dalam sebuah kota atau suatu tempat tertentu. Informasi didapatkan dari
sebagian populasi (sampel) tetapi kesimpulan yang dibutuhkan adalah
mengenai karakteristik-karakteristik dari seluruh populasi.
Karena kesimpulan dari sampel akhirnya dikenakan pada populasinya
maka harus ada syarat-syarat tertentu di dalam pemilihan sampel. Syarat
utamanya adalah sampel harus menjadi cermin dari populasi, sampel harus
mewakili populasi, sampel harus merupakan populasi dalam bentuk kecil
(miniature population). Kalau syarat tersebut tidak dipenuhi, kesimpulan
mengenai populasi tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kesimpulannya akan menyimpang (biased conclusion).
4. Teknik Sampling
Teknik sampling memang sangatlah penting untuk diperlukan di dalam
penelitian, hal ini dikarenakan bisa digunakan untuk menentukan bahwa
siapa saja anggota dari populasi yang akan dijadikan sampel. Oleh karena
itu teknik sampling memang harus jelas tergambar dalam sebuah rencana
penelitian supaya tidak membingungkan pada saat kita terjun di lapangan.
Pada dasarnya teknik sampling dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
- Probability Sampling = teknik untuk pengambilan sampel
yang akan memberikan peluang sama untuk setiap anggota populasi yang
bisa dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling sendiri
terdiri atas 4 macam, yaitu :
- Simple Random Sampling
Dikatakan simpel atau sederhana dikarenakan dalam pengambilan sampel
dari populasi itu memang dilakukan secara acak tanpa harus
memperhatikan strata.
Contoh: misal ada “pembiayaan pembangunan pendidikan Dasar di Jawa
Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan SMP yang ada di Jawa Barat.
Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan secara random tanpa
pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD maupun SMP
untuk terpilih sebagai sampel sama.
- Proportionate Stratified Random Sampling
Salah satu teknik yang digunakan apabila populasi memiliki unsur/anggota yang tidak berstrata dan homogen secara proporsional.
Contoh : Jumlah pegawai yang lulus S1=45 orang, S2=30, STM=800,
ST=900, SMEA=400, SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi
Strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah
sampel.
- Disproportionate Random Sampling
Teknik yang digunakan dalam menentukan jumlah dari sampel, apabila populasi itu berstrata namun kurang proporsional.
Contoh: Pegawai dari PT. X memiliki 3 orang lulusan S3, 4 Orang
lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang
lulusan SMP, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu
diambilsemuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok tersebut terlalu
kecil bila dibandingkan dengan kelompok lainnya.
- Area Sampling atau Cluster Sampling
Teknik yang digunakan dalam menentukan sampel apabila objek yang hendak diteliti atau sumber dari datanya sangat luas.
Contoh : Misalnya dalam penelitian yang sama seperti di atas, karena
Jawa Barat sangat luas, dipilihlah kabupaten/kota tertentu sebagai
sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap kabupaten terpilih
dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu dengan cara
random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing
kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
Contoh Lain : Misalnya seorang marketing manajer sebuah stasiun TV
ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah
mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling sangat
tepat.
- Non Probability Sampling = teknik yang digunakan untuk
pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan atau peluang yang sama
untuk setiap anggota populasi yang bisa dipilih menjadi anggota sampel.
Nonprobability sampling terdiri atas 6 macam, yaitu :
- Sampling Sistematis
Sampling sistematis merupakan teknik untuk pengambilan sampel dengan
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang sudah diberikan nomor
urutan.
Contoh : Misalnya setiap unsur populasi yang keenam, yang bisa
dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur populasi bisa dijadikan
sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran sampel. Misalnya,
dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan diambil adalah
250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu, kedua, dan
seterusnya adalah 25.
- Sampling Kuota
Sampling kuota merupakan teknik penentuan sampel dari populasi yang
memiliki ciri-ciri tertentu hingga mencapai jumlah kuota tertentu.
Contoh : Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60%
dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang
pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel
pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12
orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak
dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
- Sampling Insidental
Sampling Insidental merupakan teknik untuk menentukan sampel dengan berdasarkan kebetulan.
Contoh:
Penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan menggunakan setiap warga Negara yang telah dewasa sebagai unit sampling
- Purposive Sampling
Sampling purposive merupakan teknik yang paling sesuai dengan pertimbangan tertentu.
Contoh : Misalnya yang diperlukan sebagai sampel adalah “perempuan
pengguna sepeda motor tipe laki-laki (bukan bebek dan
sejenisnya)”–karena yang sedang dicari (jadi, populasinya) adalah
perempuan-perempuan pengguna sepeda motor tipe laki-laki. Hati-hati,
populasinya bukan semua pengguna sepeda motor, sepeda motor jenis atau
tipe apapun. Hati-hati pula, bukan “pengguna motor: kasus perempuan
pengguna motor laki-laki.” Juga hati-hati: bukan pengguna sepeda motor
laki-laki: kasus perempuan. Populasinya semua perempuan pengguna sepeda
motor laki-laki (artinya, atau definisi operasionlanya: perempuan
yangselalu atau sering kali jika bepergian menggunakan sepeda motor
jenis itu, apapun yang menjadi latar belakangnya).
- Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan teknik untuk menentukan sampel apabila seluruh anggota populasi digunakan untuk sampel.
Contoh : Populasi kurang dari 30 orang, maka semua anggota populasi tersebut dijadikan sampel.
- Snowball Sampling
Snowball sampling merupakan teknik untuk menentukan sampel yang awal mulanya berjumlah kecil, yang kemudian semakin membesar.
Contoh : Misalnya seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum
lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang
wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai,
peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa
mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang
berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan
pencarian wanita lesbian lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada
pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang
eksklusif (tertutup)
PENENTUAN JUDUL PENELITIAN
1. Unit Analisis
- Individu. ex : Pengaruh Kenaikan Harga BBM dengan Penjualan Kendaraan Bermotor
- Kelompok. ex : Analisis Bantuan Modal dan Kredit bagi Kelompok Pedagang Ikan
- Organisasi. ex :Pengaruh Pergantian Ketua Jurusan terhadap Jalannya Organisasi Kemahasiswaan Jurusan.
- Institusi. ex: Pengaruh Penggunaan Sistem Operasi terhadap Perusahaan BUMN
2. Metode Penelitian
- Korelasional
- Terdapat kata “Hubungan” dalam judul penelitian
- Perhitungan menggunakan analisa Regresi
- Kausal
- Terdapat kata “Pengaruh” dalam judul penelitian
- Menggunakan analisa perhitungan Path analisis
Daftar Pustaka :
Purwanto & Suharyadi, (2007), Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern ed 2, Jakarta: Salemba Empat